Keberadaan distro di kota kembang Bandung berangkat dari komunitas
musik underground dan perlengkapan permainan skateboard. Distro ‘ Revers
‘ merupakan distro pertama yang berada di jalan Sukasenang yang
menjual berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan perlengkapan
skateboard. Kemudian muncul distro ‘Hoobies’ yang mengkhususkan diri
pada skateboard serta distro ‘Mossy’ yang khusus menjual t-shirt music
kelompok luar negeri. perkembangan selanjutnya adalah pada pertengahan
tahun 1990 muncul distro yang pertama menjual produk dari musik lokal,
yaitu ‘Anonim’ dan ‘Riotic’ hingga pada puncaknya yaitu pada tahun 1996
sampai dengan tahun 1998 adalah masa dimana distro yang menjual produk
lokal bermunculan. Pada tahun 1996, berdirilah sebuah clothing company
bernama ’347′ Boardrider.co’ kemudian disusul oleh kehadiran ‘Ouval
Research’ pada tahun 1997 hingga pada tahun 1998 semakin banyak yang
bermunculan yaitu ‘Airplane’, ‘Harder’, ‘No Labels’, ‘Monic’ dan ‘Two
Clothes’.
Patut untuk disimak, bahwa meskipun jauh-jauh hari sebelumnya telah
banyak merk pakaian/fashion lokal yang telah bertebaran, tapi istilah
clothing dan distro ini baru dikenal di negeri kita ini sewaktu
dipopulerkan oleh merk-merk di atas.
Kemudian istilah clothing maupun distro semakin berkembang menjadi
satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu
membedakan mereka dengan yang lain.
Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain,
tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya
ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu
produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per
desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass
produk lain.
Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah kentalnya
hubungan antara clothing/distro dengan komunitas lokal sebagai roots
mereka. Selain orang-orang yang berada di belakang tiap clothing
tersebut rata-rata adalah pemuda yang dulunya berkecimpung di scene
lokal, kehadiran mereka pun ikut mensupport kehidupan scene lokal yang
sempat mati suri menyusul tiadanya lagi acara di Saparua misalnya.
Selain Bandung kota kembang sekarang distro mulai berkembang di kota-kota lain,khususnya kota Batu malang yang saya tempati dan saya buka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar